Pedoman Siswa Pecinta Alam Bagian 1 |
DASAR-DASAR SISPALA SMKN 1 SUKATANI PURWAKARTA |
- PENGERTIAN SISPALA
Sispala merupakan singkatan dari Siswa Pecinta Alam.
Sispala adalah kelompok pecinta alam yang bernaung di setiap sekolah di bawah
kepengawasan kepala sekolah atau pun wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Dan
ada juga yang berdiri sendiri. Ini semua tergantung kebijakan pengurus
masing-masing. Sebagian besar Sispala termasuk organisasi ekstrakurikuler.
Sispala sendiri bukan nama mutlak dari organisasi
kepecinta alaman yang ada di setiap sekolah. Sebab tidak sedikit yang
menggunakan nama yang telah disepakati oleh pendiri kelompok pecinta
alamtersebut. Akan tetapi, secara umum orang sudah paham bahwa setiap
organisasi pecinta alam di tingkat sekolah adalah Sispala. Kesimppulannya
adalah, bahwa saat ini Sispala sendiri hanya sebutan tidak resmi kelompok
pecinta alam tingkat sekolah di Indonesia. Analisa Masalah Bila dibandingkan
dengan organisasi ekstrakurikuler di setiap sekolah yang ada di Indonesia,
Sispala adalah organisasi yang mampu melahirkan insan yang sehat secara mental,
jasmani maupun rohani. Dan tentunya tergantung kepada proses
pembinaannya. Yang menjadi kendala dalam proses perkembangannya adalah Sispala
belum mempunyai ikatan secara nasional. Dan pada akhirnya menyebabkan
kebingungan para organisator dalam menghimpun rencana strategis secara massal.
Jangankan secara sistemik, dalam menjalin komunikasi eksternal pun sulit.
Padahal bila ada kesatuan visi dan misi secara nasional, Sispala sangat
berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Baik dibidang
pendidikan, sosial, seni budaya, olah raga, lingkungan, maupun kemanusiaan.
Usaha Pembenahan Dikarenakan belum adanya sinergisitas dalam melahirkan visi
dan menjalankan misi secara menyeluruh, ada baiknya organisasi sispala seluruh
indonesia melakukan pembentukan Ikatan Secara Nasional Evaluasi Masalah di
Tingkat Regional dan Melakukan Perumusan Administrasi dan Rencana Strategis.
Pertama, pembentukan ikatan secara nasional. Ini berfungsi agar adanya
legalitas kita dalam melakukan segala macam bentuk rencana kerja dan
sejenisnya. Kedua, evaluasi masalah di tingkat regional. Ini tentu ada
hubungannya dengan poin pertama, yaitu ketika kita melakukan pembentukan ikatan
secara nasional melalaui kongres atau sejenisnya, kita akan membuat forum
khusus guna mengevaluasi segala macam bentuk permasalahan, hambatan ataupun
lainnya yang dihadapi di daerah masing-masing. Sehingga menghasilakan kesamaan
dalam cara membenahi problematik tersebut. Ketiga, Melakukan perumusan
administrasi dan rencana strategis. Ini adalah tahap akhir dari dinamika yang
timbul ketika proses pembentukkan dan evaluasi. Tentunya masih banyak lagi
formulasi dalam pembenahan ini.
- PRINSIP DASAR PETUALANGAN DAN
PECINTA ALAM :
- Dalam
pelaksanaan kegiatan petualangan terdapat etika dan prinsip dasar yang
sudah disepakati bersama. Etika dan prinsip dasar tersebut muncul sebagai
rasa tanggung jawab kepada alam. Selain didukung dengan perlengkapan dan
peralatan yang memadai, juga dalam petualangan mutlak diperlukan kemampuan
yang mencukupi. Kemampuan itu adalah kemampuan teknis yang yang
berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi
penggunaan perlengkapan.Sebagai contoh, pendaki harus memahami ritme berjalan
saat melakukan pendakian, menjaga keseimbangan pada medan yang curam dan
terjal sambil membawa beban yang berat serta memahami kelebihan dan
kekurangan dari perlengkapan dan peralatan yang dibawa serta paham cara
penggunaannya.
- Kemampuan
kebugaran yang mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan
tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan
pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam. Berikutnya,
kemampuan kemanusiawian. Ini menyangkut pengembangan sikap positif ke
segala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakup determinasi /
kemauan, percayadiri, kesabaran, konsentrasi, analisis diri, kemandirian,
serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.
- Seorang
pendaki seharusnya dapat memahami keadaan dirinya secara fisik dan mental
sehingga ia dapat melakukan kontrol diri selama melakukanpendakian,
apalagi jika dilakukan dalam suatu kelompok, ia harus dapat menempatkan
diri sebagai anggota kelompok dan bekerja sama dalam satu tim.
- Tak
kalah penting adalah kemampuan pemahaman lingkungan. Pengembangan
kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan spesifik. Wawasan terhadap
iklim dan medan kegiatan harus dimiliki seorang pendaki. Ia harus memahami
pengaruh kondisi lingkungan terhadap dirinya dan pengaruh dirinya terhadap
kondisi lingkungan yang ia datangi.
Keempat aspek kemampuan tersebut harus dimiliki
seorang pendaki sebelum ia melakukan pendakian. Sebab yang akan dihadapi adalah
tidakhanya sebuah pengalaman yang menantang dengan keindahan alam yang
dilihatnya dari dekat,tetapi juga sebuah resiko yang amat tinggi, sebuahbahaya
yang dapat mengancam keselamatannya.
- JANJI DAN KODE ETIK SISPALA
- JANJI SISPALA :
DEMI HARGA
DIRI DAN KEHORMATANKU, AKU BERJANJI :
- Menjalankan Kewajiban Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesiadan Menjalankan
Pancasila.
- Menegakan Panji Perjuangan
Memberantas segala Bentuk Pengrusakan Lingkungan dan Ikut Serta Dalam
Menjaga Kelestarian Hutan.
- Menolong Sesama Hidup Serta
Membangun Masyarakat.
- Selalu Menjaga Namabaik
Sekolah, Keluarga, Organisasi, Dan Pribadi.
- Patuh, Disiplin, Mentaati
Peraturan Dan Mentaati Janji Sispala.
- KODE ETIK SISPALA :
- Selalu Menjalankan Perintah
Agama Dan Menjauhi Segala Larangannya.
- Mentaati Peraturan Hukum Negara
Dan Menjalankan Pancasila.
- Mencintai Alam Dan Kasih Sayang
Sesama Manusia.
- Patuh, Disiplain Dan Tangguh.
- Hemat, Cermat, Dan Bersahaja.
- Cerdas, Energik, Responsif,
Inovatif Dan Adavtif.
- Disiplin Bertanggungjawab
Berani Dan Setia.
- Bersih Dari Segala Kekerasan
Pengrusakan Dan Kezaliman.
- SEJARAH SISPALA INDONESIA
Sering kita mendengar dan menemui sekelompok manusia
yang suka berpetualang di alam terbuka dengan membawa nama Pecinta Alam. Dan
uniknya, nama tersebut, yakni pecinta alam hanya ditemui di Indonesia. Bukan
dari segi bahasa, namun dari segi arti dan makna kalimat. Di Luar negeri
sendiri mungkin lebih dikenal dengan nama Aktifis Lingkungan. Konsep Pecinta
Alam dicetuskan oleh Soe Hok Gie pada tahun 1964. Soe Hok Gie
sendiri meninggal pada tahun 1969 karena menghirup gas beracun Gunung Semeru.
Gerakan “Pecinta Alam” awalnya adalah pergerakan perlawanan yang murni kultur
kebebasan sipil atas invasi militer dengan doktrin militerisme – patriotik.
Perlawanan ini dilakukan dengan mengambil cara berpetualang dengan alasannya
yakni : “Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami
adalah manusia – manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak
mungkin tumbuh dari hipokrisi ( kemunafikan ) dan slogan – slogan. Seseorang
hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan
mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia
bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus
berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”
( Soe Hok Gie – Catatan Seorang Demonstran )
Era pecinta alam sesudah meninggalnya Soe Hok Gie
ditandai dengan adanya ekspedisi besar – besaran, dan era berikutnya ditandai
dengan Era 1969 – 1974, merupakan era antara masa kematian Gie dan masa
muncul-munculnya Kode Etik Pecinta Alam. Era ini menandai munculnya tatanan
baru dalam dunia kepecinta – alaman, dengan disahkannya Kode Etik Pecinta Alam
( KEPAI ) di Gladian IV Ujung pandang, 24 Januari 1974.
Ketika itu di barat juga sudah mengenal suatu ‘Etika
Lingkungan Hidup Universal’ yang disepakati pada 1972. Era ini menandakan
adanya suatu babak monumental dalam aktivitas kepecinta alaman Indonesia dan
perhatian pada lingkungan hidup di negara – negara industri. Lima tahun setelah
kematian Gie, telah memunculkan suatu kesadaran untuk menjadikan Pecinta Alam
sebagai aktivitas yang teo – filosofis, beretika, cerdas, manusiawi / humanis,
pro – ekologis, patriotismedan anti – rasial.
Dalam Etika ‘Etika
Lingkungan Hidup Universal’ Ada 3 etika yang merupakan prinsip dasar dalam
kegiatan petualangan yaitu :
- Take nothing but picture
(Mengambil tak lain hanya gambar)
- Leave nothing but footprint
(Meninggalkan tak lain hanya jejak kaki)
- Kill noting but time (Bunuh
mencatat kecuali waktu)
Dalam Kode Etik
Pecinta Alam Indonesia, disebutkan :
- Pecinta
Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.
- Pecinta
alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam sebagai makhluk yang mencintai
alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Pedoman Siswa Pecinta Alam Bagian 2 |
MATERI DIKLAT SISPALA |
- PENDAKI PEMULA
Bagi Pendaki Pemula yang ingin mendaki tingginya
gunung yang kebanyakan di awali dengan coba – coba karena pengaruh teman atau
juga agar lebih dipandang hebat!
Memang, kegiatan petualangan, khususnya pendakian
gunung pasti di awali dengan mencoba dan berpredikat pendaki pemula, tetapi
setelahnya semoga bisa menjadi pendaki yang konservatif serta pendaki
profesional. Dan berikut ini sedikit saran bagi pendaki pemula dan juga untuk
menambah pengetahuan dengan hal sederhana bagi pendaki profesional sekalipun.
Karena tidak bisa kita pungkiri, sekarang ini gunung bukan lagi tempat sulit
untuk dikunjungi. Sudah banyak orang yang memilih gunung sebagai tujuan
liburan. Tapi, tidak semua orang tahu hal – hal apa saja yang boleh dan tidak
boleh dilakukan ketika naik gunung.
Berikut
adalah tips dan perlengkapan dasar untuk mendaki gunug :
- SEPATU
Kebanyakan para pemula memakai sandal gunung ketika
mendaki. Padahal, untuk mendaki gunung perlu menggunakan sepatu yang tertutup
rapat agar kaki terlindungi dari hal – hal yang tidak diinginkan saat
pendakian, seperti tergores kayu atau yang paling sering terjadi terhisap
lintah. Jenis sepatu olahraga atau boots bisa menjadi pilihan.
- GUNAKAN KAOS
Saat mendaki gunung, ada baiknya Anda memakai baju
berbahan kaos yang bisa menyerapkeringat dan berwarna terang. Kaos yang terang
membantu Anda terhindar dari nyamuk dan membuat Anda lebih mudah dilihat oleh
rekan sependakian.
- SENTER
Pencahayaan di gunung sangat minim, oleh karena itu
penting bagi Anda untuk membawa senter. Lebih baik jika Anda membawaheadlamp
atau senteryang bisa dipakai di kepala untuk mempermudah pergerakan.
- BAWALAH BARANG YANG PENTING
SAJA
Usahakan jangan membawa lebih dari satu tas. Pilihlah
barang apa saja yang penting untuk dibawa ketika naik gunung. Membawa barang
yang belum tentu digunakan digunung, hanya akan menambah beban tas dan bisa
menghambat pendakian, misalnyaboneka Doraemon segede gaban, tikar, ranjang,
televisi 21 inch!
- BAWALAH PAKAIAN SECUKUPNYA
Ketika naik gunung, bawalah pakaian yang pasti
diperlukan, seperti pakaian ganti, jaket, kaos kaki, dan jas hujan. Pakaian
ganti yang dibawa jumlahnya disesuaikan dengan lama waktu kita berada di
gunung, agar tidak memberatkan tas. Dan sebaiknya jangan membawapakaian berikut
lemarinya.
- GUNAKAN ANTI NYAMUK
Nyamuk adalah binatang yang kosmopolit, bisa ditemukan
dimana saja, termasuk gunung. Di gunung, nyamuknya berukuran besar – besar dan
sangat sakit ketika menghisap darah. Untuk menghindari itu, Anda bisa
menggunakan obat anti nyamuk oleh ke seluruh tubuh. Maka perjalanan Anda pun
akan tenang tanpa harus takut di hisap nyamuk. Biasanya nyamuk hutan hanya
satu, tetapi temannya yang banyak.
- JANGAN MEMAKAI PARFUM
Penting untuk diketahui para pendaki,jangan
menggunakan parfum selama mendaki hingga turun gunung. Parfum bisa mengundang
serangga – serangga yang ada di sekitar gunung mendekat dan mengikuti kemana
saja Anda pergi. Sangat menganggu!
- ALAT MASAK
Alat masak memang diperlukan untuk menyiapkan makanan
selama di gunung. Tapi, Anda tidak perlu membawa alat masak yang besar seperti
rak piring, penggorengan dan alat masak yang merepotan dalam perjalanan. Cukup
membawa alat masak yang praktis misalnya kompor portable agar tidak merepotkan
selama berada di gunung.
- NAVIGASI DASAR
Sebagai orang yang dekat dengan alam, pengetahuan
mengenai peta, kompas serta penggunaannya mutlak harus dimiliki. Perjalanan
ketempat-tempat jauh dan tidak dikenal akan lebihmudah. Pengetahuan bernavigasi
darat ini juga berguna bila suatu saat tenaga kita diperlukan untuk usaha-usaha
pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan arau tersesat digunung dan hutan,
serta bencana alam. Navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan
baik dimedan sebenarnya maupun dipeta. Oleh sebab itu, pemahaman kompas dan
peta serta teknik penggunaannya harus dipahami.
- Peta
Secara umum, peta dinyatakan sebagai penggambaran dua
dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang
dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan tertentu.
Peta sendiri kemudian berkembang sesuai kebutuhan dan penggunaannya. Untuk
keperluan navigasi darat, umumnya dipakai Peta Topografi. Peta Topografi (Rupabumi)
Kata topografi berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi
yang berarti gambar.
(Gambar
Peta)
Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan
bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk-bentuk garis
kontur. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Pada peta topografi
disertakan pula berbagai keterangan yang akan membantu mengetahui secara lebih
jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan.
- Judul Peta
Judul peta terdapat pada bagian atastengah peta. Judul
peta penyatakan lokasi yang ditunjukan oleh peta yang bersangkutan. Lokasi
berbeda maka judul berbeda pula.
- Nomor Peta
Nomor peta biasanya dicantumkan disebelah kanan atas
peta. Selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, nomor peta juga
berguna sebagai petunjuk bila kita memerlukan daerah laindisekitar daerah yang
dipetakan. Biasanya bagian bawah disertakan juga indeks nomor yang dicantumkam
nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut.
- Koordinat Peta
Koordinat
adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan
sistem sumbu, yaitu garis yang saling berpotongantegak lurus. Sistem koordinat
yag resmi dipakai ada dua, yaitu :[1]
- Koordinat Geografis
(geographical Coordinate); Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (Bujur
Barat dan Bujur Timur) yang tegak lurus dengan khatulistiwa, dan garis
lintag (Lintang Selatan dan Lintang Timur) yang sejajar dengan
khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit,
dan detik.
- Koordinat Grid (grid Coordinate
atau UTM); Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam
ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik
acuan nol ini terletakdisebelah Barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis
vertikal diberi nomor urut dari Selatan ke Utara, sedangkan garis
horizontal diberi nomor urut dari Barat ke Timur.
Sistem
koordinat mengenal penomoran dengan 4 angka untuk daerah yang luas atau 6 angka
untuk daerah yang lebih sempit.
- Kontur
Kontur
adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik sama dari muka laut.
- Skala Peta
Skala peta
adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal pada
lapangan.
- Skala Angka
Contoh :
1 : 25.000
berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
1 : 50.000
berarti 1 cm jarak dipeta = 50.000 cm (500 m) jarak horizontal di medan
sebenarnya
- Skala Garis
Contoh :
- Tahun Peta
Peta
topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin
baru tahun bembuatanya, maka data yang disajikan akan semakin akurat.
- Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara peta. Cara
paling mudah yaitu dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada
peta. Arah tulisan adalah arah Utara peta. Pada bagian bawah peta biasanya juga
terdapat petunjuk arah Utara peta, arah sebenarnya, dan utara magnetis. Untara
sebenarnya menunjukan arah utara kutub bumi. Kutub utara megnetis menunjukan
Kutub Utara magnetis bumi. Kutub utara magnetis bumi terletak tidak bertepatan
dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah utara Kanada, di Jasirah Boothia.
Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun
ketahun. Utara magnetis adalah utara yang ditunjukan oleh jarum magnetis
kompas. Untuk keperluan praktis utara peta, utara sebenarnya dan utara magnetis
dapat dianggap sama.
Untuk keperluan yang lebih teliti, perlu
dipertimbangkan adanya Ikhtilap peta, Ikhtilap magnetis, Ikhtilap peta magnetis
dan variasi magnetis.
Ikhtilap Peta; Adalah beda sudut antara Utara
sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena perataan jarak paralel garis
bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang digambarkanpada peta.
Ikhtilap
Magnetis; Adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara magnetis.
Ikhtilap
Peta Magnetis; Adalah beda sudut antara utara peta dengan utara magnetis bumi.
Variasi
Magnetik; Adalah perubahan/pergeseran letak kutub magnetic bumi pertahun
- Legenda Peta
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah
peta. Legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut. Yang
penting diketahui : triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, desa dan
pemukiman, dll.
- Membaca Peta
- Sifat-sifat Garis Kontur
Yang terpenting dalam bernavigasi adalah kemampuan
menginterpretasikan peta, yaitu kemampuan membaca peta dan membayangkan keadaan
medan sebenarnya. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa sifat garis
kontur, sebagai berikut :
- Garis
kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis
kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebutkan khusus hal-hal tertentu
serta kawah.
- Garis kontur tidak pernah
saling berpotongan.
- Beda
ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun kerapan kedua
garis berubah.
- Daerah
datar mempunyai kontur jarang-jarang, sedangkan daerah terjal/curam
mempunyai kontur rapat.
- Ketinggian Tempat
Menentukan ketinggian suatu tempat dapat dilakukan
dengan cara : lihat interval kontur peta, lalu hitung ketinggian tempat yang
ingin diketahui. Memang ada ketentuan umum : interval komtur = 1/2000 skala
peta, tetapi itu tidak selalu benar. Beberapa Topografi keluaran Direktorat
Geologi Bandung aslinya berskala 1 : 50.000 (interval kontur 25 m) kemudian
diperbesar menjadi skala 1 : 25.000 dengan interval kontur tetap 25m.
Dalam operasi SAR digunung hutan misalnya, sering peta
diperbesar dengan cara diphoto copy. Untuk itu interval kontur harus tetap
ditulis. Peta keluaran Bokosurtanal (1 : 50.000) membuat kontur tebal untuk
tiap kelipatan 250 m (kontur tebal untuk ketinggian 750, 1000, 1250 m, dst)
atausetiap selang 10 kontur. Seri peta keluaran AMS (skala 1 : 50.000) membuat
garis kontur untuk setiap kelipatan 100 m (missal 100, 200, 300 m, dst). Peta
keluaran Diktorat Geologi Bandung tidak seragam untuk penentuan garis
konturnya. Jadi tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk menentukan garis
kontur tebal.
Bila ketinggian kontur tidak dicamtumkan, maka harus
dihitung dengan cara : Cari 2 titik berdekatan yang harga ketinggiannya
tercantum.
Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut.
Hitung berapa kontur yang terdapat antara keduanya (jangan menghitung kontur
yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah). Dengan mengetahui
selisih ketinggian dua titik tersebut dan jumlah kontur yang terdapat, dapat
dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat ).
Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik
ketinggian (bila kontur terdekat itu berada di atas titik, maka harga kontur
itu lebih besar dari titik ketinggian. Bila kontur berada di bawahnya, harganya
lebih kecil). Hitung harga kontur terdekatitu yang harus merupakan kelipatan
dari harga interval kontur yang telah diketahui dari (3).
Lakukan perhitungan di atas beberapa kali sampai yakin
harga yang didapat untuk setiap kontur benar. Cantumkan harga beberapa kontur
pada peta Anda (kontur 1000,1250,1500, dan sebagianya) agar mudah mengingatnya.
- Titik Triangulasi
Selain dari garis-garis kontur, kita dapat juga
mengetahui tingginya suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian. Titik
ketinggian ini biasanya disebut titik triangulasi, yaitu suatu titik atau benda
berupa pilar/tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan
laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan atau topografi untuk
menentukan suatu ketinggian tempat pada waktu pembuatan peta.
- Mengenal Tanda Medan
Disamping
tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta topografi kita biasa menggunakan
bentuk atan bentangan dalam yang menyolok dilapangan dan mudah dikenali dipeta,
yang kita sebut sebagai tanda medan. Beberapa tanda medan dapat anda “baca”
dari peta sebelum berangkat kelokasi, tetapi kemudian anda harus cari lokasi
dan dicocokkan di peta.
Puncak gunung atau bukit, pegunungan, lembah antara
dua puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan yang mencolok.Punggung gunung/bukit
terlihat dipeta sebagai rangkaian kontur berbentuk “U” yang ujungnya melengkung
menjauhi puncak.
Lembah dipeta terlihat sebagai rangkaian kontur
berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok kearah puncak.
Sadlle, daerah rendah dan luas terdapat antara dua
ketinggian yang tidak terlalu ekstrim.
Col,
merupakan daerah rendah dan sempit yang terdapat antara ketinggian.
Pass,
merupakan celah yang memanjang yang membelah suatu ketinggian.
Lembah yang
curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan, tebing-tebing ditepi sungai.
Belokan jalan,
jembatan (perpotongan sungai dengan jalan), ujung desa, simpang jalan.
Bila berada dipantai, muara sungai dapat menjadi tanda
medan yang sangat jelas, begitu juga tanjung yang yang menjorok kelaut,
teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta, dan sebagianya.
Didaerah daratan atau rawa-rawa biasanya sukar
mendapat tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dipakai sebagai
tanda medan. Pergunakan belokan-belokan sungai, muara-muara sungai kecil.
Dalam menyusuri sungai, kelokan tajam, cabang sungai,
tebing-tebing, deta, dan sebagianya, dapat dijadikan tanda medan.
Pengertian tanda medan ini mutlak dikuasai. Akan
selalu digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik peta kompas.
- Kompas
- Pengertian Kompas
Kompas adalah alat yang berfungsi untuk menunjukkan
arah mata angin. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan selalu menunjuk
arah Utara-Selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lain
selain magnet bumi). Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjukan oleh jarum
kompas tersebut adalah arah Utara Magnetis bumi. Jadi bukan utara bumi
sebenarnya.
- Bagian-bagian kompas
Secara
fisik, kompas terdiri dari :
- Badan, tempat komponen-koponen
kompas lainnya berada.
- Jarum,
selalu menunjukkan arah Utara – Selatan pada posisi bagaimanapun (dengan
syarat, kompas tidak dipengaruhi oleh medan magnet laindan jarum tidak
terhambat perputarannya).
- Skala Petunjuk, menunjukan
pembagian derajat sistem mata angin.
Berikut
Bagian – bagian penting dari Kompas :
- Dial, adalah permukaan Kompas
dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.
- Visir, adalah lubang dengan
kawat halus untuk membidik sasaran.
- Kaca Pembesar, digunakan untuk
melihat derajat Kompas.
- Jarum Penunjuk adalah alat yang
menunjuk Utara Magnet.
- Tutup Dial dengan dua garis bersudut
45o yang dapat diputar.
- Alat Penyangkut adalah tempat
ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.
- Jenis-jenis Kompas
Banyak macam kompas yang dapat dipakai dalam suatu
perjalanan. Pada umumnya dipakai dua jenis kompas, yaitu kompas bidik (misal kompas
prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva). Kompas bidik mudah untuk
membidik, tetapi dalam pembacaan dipeta perlu dilengkapi dengan busur derajat
dan penggaris (segitiga). Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk
membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan peta.kompas
yang baik pada ujung jarumnya dilapis fosfor agar dapatterlihat dalam keadaaan
gelap.
- Pemakaian Kompas
Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan
arah garis medan magnet bumi. Dalam pemakaian kompas pelu dijauhkan dari
pengaruh-pengaruh benda-benda yang mengandung logam seperti pisau,
golok,karabiner, tiang benda, jam tangan,dll. Benda-benda tersebut akan
mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.
Berikut
metode pemakaian kompas :
- Letakkan
Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas tidak bergerak
maka jarum tersebut dan menunjukkan ARAH UTARA MAGNET
- Bidik
sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca pembesar, setelah itu
miringkan kaca pembesar kira – kira bersudut 50o dengan kaca dial.Kaca
pembesar tersebut berfungsi sebagai :
- Membidik ke arah Visir,
membidik sasaran.
- Mengintai derajat Kompas pada
Dial.
- Apabila
Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar, luruskan
garis yang terdapat pada tutup Dial ke arah Visir, searah dengan sasaran
bidik agar mudah terlihat melalui kaca pembesar
- Apabila
sasaran bidik 30o maka bidiklah ke arah30o. Sebelum menuju sasaran,
tetapkan terlebih dahulu Titik sasaran sepanjang jalur 30o. Carilah sebuah
benda yang menonjol / tinggi diantara benda lain disekitarnya, sebab route
ke 30o tidak selalu datar atau kering, kadang-kadang berbencah-bencah.
Ditempat itu kita Melambung ( keluar dari route ) dengan tidak kehilangan
jalur menuju 30 derajat.
- Sebelum
bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahuluSasaran
Balik (Back Azimuth atau Back Reading ) agar kita dapat kembali
kepangkalan apabila tersesat dalam perjalanan.
Cara melihat Kompas dan membidik sasaranRumus Back
Azimuth / Back Reading1. Apabila sasaran kurang dari 180 derajat = ditambah 180
derajat0 derajat – 180 derajat = X + 180 derajat2. Apabila sasaran lebih dari
180 derajat = dikurang 180 derajat180 derajat – 360 derajat = X – 180
derajatContoh :30 derajat sasaran baliknya adalah 30 derajat + 180 derajat =
210 derajat240 derajat sasaran baliknya adalah 240 derajat – 180 derajat = 60
derajat Mata AnginU = Utara : 0° atau 360°TL = Timur Laut : 45°T = Timur : 90°
TG = Tenggara : 135°S = Selatan : 180°BD = Barat Daya : 225°B = Barat : 270°BL
= Barat laut : 315°MENENTUKAN ARAH MATA ANGIN Menentukan arah mata angin (
Utara Magnet ) dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan tanpa
menggunakankompas, antara lain :
- Makam / kuburan orang Islam.
- Tempat ibadah ( Masjid /
Musholah ).
- Terbitnya matahari / bulan.
- Lumut pada pohon. ( sebelah
kiri dan kanan batang pohon )
- Pucuk / ujung daun pada pohon.
- Silet, dll.
- Teknik Peta Kompas
- Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan
medan sebenarnya (secara praktis, menyamakan utara peta dengan utara
sebenarnya). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda
medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk
setempat nama-nama gunung, bukit, sungai ataupun tanda-tanda medan lainnya. Atau
dengan mengamati kondisi bentangan alam yang terlihat dan mencocokkannya dengan
gambaran kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis, utara kompas (utara
magnetis) dapat dianggap satu titik dengan utara sebenarnya, tanpa memperhitung
adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :
- Cari tempat yang pemandangannya
terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
- Letakkan peta pada bidang
datar.
- Samakan utara peta dengan utara
kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentangan alam yang
dihadapi.
- Cari tanda-tanda medan yang
paling menonjol disekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut didalam
peta. Lakukan untuk beberapa tanda medan.
- Ingat tanda-tanda itu,
bentuknya dan tempatnya di medan sebenarnya maupun dipeta. Ingat hal-hal
yag khas dari setiap tanda medan.
- Resection
Prinsip resection : menentukan posisi kita dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection
membutuhkan alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak seluruh
tanda medan harus dibidik, jika kita sedang berada ditepi sungai, sepanjang
jalan, atausepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda
medan lain yang dibidik.
Langkah-langkah
resection :
- Lakukan orientasi peta
- Cari tanda medan yang mudah
dikenali di lapangan dan di peta, minimal dua buah.
- Dengan busur dan penggaris,
buat salip sumbu pada tanda-tanda medan tersebut.
- Bidik tanda medan tersebut dari
posisi kita.
- Pindahkan sudut bidikan yang
didapat kepeta, dan hitung sudut pelurusnya.
- Perpotongan garis yang ditarik
dari sudut pelurus tesebut adalah posisi kita dipeta.
- Intersection
Prinsip intersection : menentukan posisi suatu titik
(benda) dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali
dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi
suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada
intersection, kita harus sudah yakin pada posisi kita dipeta.
Langkah-langkah
melakukan intersection:
- lakukan orientasi, dan pastikan
posisi kita.
- bidik objek yang kita amati.
- Pindahkan sudut yang didapat
dipeta.
- Bergerak keposisi lain, dan
pastikan posisi tersebut dipeta. Lakukan langkah 2 dan 3
- Perpotongan garis perpanjangan
dari dua sudut yang didapat adalah posisi objek yang dimaksud.
- Azimuth – Back Azimuth
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan
arahutara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Bila kita
bejalan dari satu titik ketitik lain dengan sudut kompas yang tetap (istilah
populernya “potong kompas”), maka harus diusahakan agar lintasannya berupa satu
garis lurus. untuk itu digunakan teknik back-azimuth.
Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis
lurus dengan cara membidikkan kompas muka dan ke belakang pada jarak tertentu.
Langkah-langkah :
- Titik
awal dan titik akhir perjalanan diplot dipeta, tarik garis lurus dan
hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung juga
sudutdari titik akhir ke titik awal., kebalikan arah perjalanan. Sudut
yang terakhir ini adalah sudut back-azimuth.
- Perhatikan
tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan (pohon besar, pohon
tumbang, longsor tebing, susunan pohon khas, ujung kampung, dan
sebagianya.
- Bidik
kompas sesuai dengan arah perjalanan kita (sudut kompas). Perhatikan tanda
medan lain diujung lintasan yang akan dilalui pada arah itu.
- Setelah
sampai pada titik medan itu, bidik kompas kembali kebelakang (sudut
back-azimuth) untuk mencek apakah anda berada pada lintasan yang
diinginkan. Bergeserlah kekiri atau kekanan untuk mendapatkan
“back-azimuth yang benar”
Sering kali tidak ada tanda medan yang dijadikan
sasaran. Dalam hal ini anda seorang rekan dapat berfungsi sebagai tanda
tersebut.
- Analisa perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat
membayangkan kira-kira medan yang akan dilalui, denan cara mempelajari peta
yang dipakai. Yang perlu dianalisa adalah jarak, waktu, dan tanda-tanda medan.
- Jarak
Jarak diperkirakan dangan menganalisa dan mempelajari
peta. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa jarak sebenarnya yang ditempuh
bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalikan
dengan skala untuk memperoleh jaraksebenarnya.
- Waktu
Bila sudah dapat memperkirakan jarak, selanjutnya kita
harus memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak
tersebut. Ada teori klasik untuk memperkirakan waktu tempuh ini, yaitu Hukum
Naismith (lihat Ilmu Penaksiran)
- Tanda Medan
Cari dan
ingat tanda-tanda medan di peta yang mungkin bisa menjadi pedoman dalam
menempuh perjalanan.
- Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa petanda
salah. Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambar dipeta, karena
sungai itu kering dimusim panas. Ada kampung yang sudah berubah, jalan setapak
yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lainnya yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidak sesuaian antara petadengan
kondisi dilapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti, cari tanda-tanda
medan yang bisa dikenali. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada
dipeta sehingga hal-hal lain yang dapat dianalisa akan terlupakan.
Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai,
kemungkinan besar anda yang salah (mengikuti punggungan yang salah, menyusuri
sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta topografi 1 :
25.000 atau 1 : 50.000 umumnya cukup teliti.
- Altimeter
Altimeter merupakan alat pengukur ketinggian yang bisa
membantu menentukan posisi. Pada medan yang bergunung tinggi kompas sering tidakbanyak
digunakan, altimeter akan lebih berperan dalam perjalanan. Yang harus
diperhatikan dalam pemakaian altimeter :
- Setiap
altimeter yang dipakai harus dikalibrasi. Periksa ketelitian altimeter di
titik-titik ketinggian yang pasti.
- Altimeter
sangat sensitive terhadap guncangan, cuaca, dan perubahan temperature.
- Menentukan Arah Tanpa Kompas
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menetukan
arah apabila kompas tidak tersedia atau tidak dapat berfungsi :
- Dengan tanda-tanda alam
Misalnya :
- Kuburan Islam menghadap keutara
- Mesjid menghadap kiblat, untuk
Indonesia menghadap kebarat laut.
- Bagian
pohon yang berlumut tebal menunjukan arah timur, karena sinar matahari
yang belum terikpada pagi hari.
- Dengan bayangan
Ada dua
cara, keduanya dapat dipakai kapan saja selama ada cahaya matahari.
- Pada
lokasi datar dan terbuka, tancapkan tongkat (sekitas 1 meter) kedalam
tanah, usahakan selurus mungkin. Tandai bayangannya sebagai satu titik.
Tunggu sekitar 15 menit, dan tandai lagi bayangan yang baru. Hubungkan
antara kedua titik, dan baris ini menunjukan arah barat (titik pertama)
dan timur (titik kedua). Arah utara dapat ditentukan dari arah barat dan
timur .
- Cara
kedua menghasilkan arah yang lebih teliti, tetapi memerlukan waktu yang
lebih lama. Sama seperti cara sebelumnya, namun tanda bayangan pertama
didapat dipagi hari. Gambarkan busur dari titik tersebut dengan tongkat
sebagai pusatnya. Pada siang hari bayangan akan memendek dan memanjang
kembali pada sore hari. Garis antara kedua titik tersebut menunjukan arah
barat (titik pada pagi hari) dan timur (pada titik sore hari)
- Dengan Perbintangan
- Perhatikan
arah bulan , bintang dan matahari yang terbit dari timur dan terbenam
dibarat.
- Perhatikan
rasi bintang crux (Bintang Salip atau Gubug Penceng). Perpanjangan garis
diagonal yang memotong horizon dari tempa kita adalah selatan.
- Tempat Memperoleh Peta
Topografi
Saat ini ada 3 instansi yang dapat mengeluarkan peta
topografi untuk masyarakat umum, yaitu :
- Direktorat
Geologi Jalan Diponegoro No. 57 Bandung; Direktorat Geologi merupakan
beberapa seri peta topografi yaitu : peta buatan Dinas Topografi Belanda
(Topografische Dienst, Batavia dan Topografische Inliching, Batavia) hasil
pemetaan tahun 1920-an.
- Badan
Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakorsurtanal) di Cibinong, Jawa
Barat. Bakorsurtanal menerbitkan peta topografi seri tersendiri yang
dibuat tahun 1970-an, dan merupakan peta berwarna. Peta Sumatera 1 :
50.000 berwarna hampir seluruhnya selesai. Untuk Jawa akan diterbitkan
peta 1 : 25.000 berwarna, namun baru sampai daerah ujung kulon. Irian 1 :
100.000 bekerjasama dengan Australia dan Inggris, berwarna.
- Pusat
Survey dan Pemetaan TNI (PUSURTA), mempunyai dan membuat peta topografi
yang rinci. Permohonan harus menggunakan izin khusus.
Pedoman Siswa Pecinta Alam Bagian 3 |
MOUNTENERRING |
Mendaki gunung bukan olah raga biasa. Setidaknya
setiap pendaki gunung harus cukup mentalnya, mempunyai ketrampilan, kecerdasan,
kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Hal ini karena tantangan yang dihadapi
mempunyai kualitas tersendiri. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut
adalah untuk menguji kemampuan diri sendiri dalam bersekutu dengan alam keras.
Keberhasilan suatu pendakian yang sukar berarti keunggulan terhadap rasa takut
dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Sejak dua abad yang lalu, kegiatan mendaki gunung
mulai dikenal dan digemari oleh manusia. Dimulai sejak manusia harus melintasi
bukit-bukit atau pegunungan, baik semasa peperangan maupun ketika melakukan
tuntutan kehidupannya. Seperti yang dilakukan oleh Hanibal, panglima kerajaan
Kartago, atas Pegunungan Alpen yang bersejarah. Atau petualangan yang dilakukan
oleh Jengis Khan yang melintasi Pegunungan Karakoram dan Kaukasus untuk menuju
Asia Tengah.
Dalam bentuknya seperti sekarang ini, pendakian yang
gemilang untuk pertama kalinya terjadi pada tahun 1786, ketika Dr. Paccard dan
seorang pemandu Balmant berhasil mencapai Puncak Mount Blanc (4807 m), yang
maksudnya sebagai pengamatan ilmiah.
Babak berikutnya, puncak-puncak Pegunungan Alpen mulai
dijajagi oleh penggemar olah raga mendaki gunung, dan semakin populer setelah
Sir Alfred Willis beserta kawan-kawannya pada tahun 1854 berhasil mencapai
Puncak Watterhorn (3708 m). pendakian itu merupakan abad emas Alpinisme dan
merupakan cikal bakal terbentuknya perkumpulan pendaki gunung tertua di dunia,
British Alpine Club (1857).
Kemudian Edward Whymper, seorang pelukis Inggris
memimpi pendakian ke Matterhorn (4478 m) pada tahun 1865. Pendakian tersebut
dimaksudkan untuk membuat lukisan Pegunungan Alpen. Tetapi tragis, ketika
mereka turun setelah keberhasilannya, tali pengaman putus sehingga merenggut 4
jiwa dari 7 anggota kelompoknya. Setelah pendakian yang penuh tragedi itu,
mulailah para pendaki gunung mencoba mencapaipuncak-puncak lainnya.
Ketika puncak-puncak Pegunungan Alpen sudah sering
didaki, para pendaki mulai mencari puncak lainnya, dan mengalihkan pilihan pada
Pegunungan Himalaya. Sekelompok pendaki gunung Perancis, pada 1950 berhasil
mencapai Puncak Annapurna I (8078 m). prestasi ini mendorong minat Kolonel John
Hunt untuk memimpin ekspedisi mencapai Mount Everest (8848 m), puncak tertinggi
di dunia yang ditemukan pada 1852 oleh Sir Andrew Vaugh (mengambil nama Everest
untuk menghormati gurunya Sie George Everest).
Setelah beberapa kali mengalami kegagalan, akhirnya
Mount Everest dapat dicapai oleh Edmund Hillary dari Selandia Baru dengan
bendera Inggris, Nepal, dan PBB bersama seorangpemandu dari Nepal Tenzing
Norgay pada tanggal 29 Mei 1953.
Di Indonesia, pada tahun 1909 – 1911, suatu ekspedisi
persatuan ahli-ahli burung dari Inggris menembus rimba Irian dari arah Selatan,
menuju gugusan pegunungan salju Jayawijaya. Mereka tinggal selama 16 bulan,
tetapi kembali dengan kegagalan.
Ekspedisi Van der Pie pada tahun berikutnya mengambil
arah dari sebelah Timur, dan juga mengalami kegagalan. Tahun 1912, Dr. Walaston
dengan jalur Utara Lembah Itakwa berhasil mencapai ketinggian 3000 meter, namum
belum berhasil mencapai Puncak Cartenz Pyramide. Ekspedisi berikutnya lebih berhasil
di bawah pimpinan Dr. A. H. Colijin, mencapai Puncak NggaPulu (4862 m) di
dinding Utara gletser es Puncak Jaya pada tahun 1936.
Pendakian itu membuka lembaran sejarah baru bagi
pendakian di Indonesia. Tetapi lama setelah itu, ekspedisi dari Selandia Baru
di bawah pimpinan Henrich Harreu pada 1962 berhasil mencapai puncak bersalju
Cartenz Pyramide (4884 m). Tanggal 1 Maret 1964, Sugirin, Soedarto dan Fred
Athaboe bersama Tazuke dan kawan-kawannya dari Jepang yang tergabung dalam
Ekspedisi Cendrawasih berhasil mencapai Puncak Ngga Pulu yang kemudian diberi
nama Puncak Soekarno di pegunungan tengah Jayawijaya.
Masih di tahun yang sama pada bulan Mei, Wanadri di
Bandung diresmikan sebagai perkumpulan penempuh rimba dan pendaki gunung, dan
Mapala UI di Jakarta di penghujung tahun yang sama. Dan secara serempak
kemudian bermunculan perkumpulan lainnya serupa di berbagai kota di bumi.
- JENIS-JENIS
PENDAKIAN/PERJALANAN
Olah raga mendaki gunung sebenarnya mempunyai tingkat
dan kualifikasinya. Seperti yang sering kita dengar adalah istilah
mountaineering atau istilah serupa lainnya. Istilah yang keren itu membuat kita
tersipu, karena artinya begitu luas, misalnya mencakup pengertian perjalanan
mulai melintasi bukit hingga melakukan ekspedisi ke Himalaya.
Menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi,
mountaineering dapat dibagi sebagai berikut :
- Hill Walking/Feel Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai.
Tidak membutuhkan peralatan teknis pendakian. Hal utama adalah jalur pendakian
sudah tersedia. Perjalanan ini dapat memakan waktu sampai beberapa hari,
sehingga ketrampilan memilih tempat berbivak sangat diperlukan, atau
kadang-kadang sudah tersedia.
Contoh :
perjalanan ke puncak Gunung Gede.
- Scrambling
Pendakian setahap demi setahap pada suatu permukaan
yang tidak begitu terjal. Tangan kadang-kadang dipergunakan hanya untuk
keseimbangan. Untuk pemula, tali kadang-kadang harus dipasang untuk pengamanan
dan mempermudah gerakan.
Contoh : perjalanan di sekitar puncak Gunung Gede jika
melalui jalur Cibodas. Tali dipasang selain sebagai pengaman, juga untuk
mempermudah perjalanan ke puncak.
- Climbing
Dikenal sebagai suatu perjalananpendek yang umumnya
tidak memakan waktu lebih dari 1 hari, hanya rekreasi ataupun beberapa
pendakian gunung yang praktis. Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan
teknik mendaki dan penguasaan pemakaian peralatan. Bentuk climbing ada dua
macam :
- Rock
Climbing;Pendakian pada tebing-tebing batuatau dinding karang. Jenis
pendakian ini akan diuraikan lebih lanjut, karena jenis pendakian
inilahyang umumnya ada di daerah tropis.
- Snow
and Ice Climbing; Pendakian pada es dan salju. Pada pendakian ini
peralatan-peralatan khusus sangat diperlukan, seperti ice axe, ice screw,
crampon, dan lain-lain.
- Mountaineering
Merupakan gabungan perjalanan dari semua bentuk
pendakian di atas. Bisa memakan waktu berhari-hari, bahkan sampai
berbulan-bulan. Di samping pengetahuan teknik mendaki dan pengalaman mendaki,
perlu juga dikuasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, dan lain-lain.
Contoh : ekspedisi ke Himalaya.
- TEKNIK DASAR PENDAKIAN/ROCK
CLIMBINGA.
Teknik MendakiTeknik memanjat pada dasarnya merupakan
cara agar kita dapat menempatkan tubuh sedemikian rupa sehingga cukup stabil,
memberi peluang untuk bergerak, dan dapat bertahan lama (tidak melelahkan).
Dengan demikian kita dapat melakukan pendakian dengan tepat, aman, dan sedapat
mungkin cepat.
Stabilitas atau keseimbangan kedudukan badan muncul
sebagai hasil hubungan antara berat badan dan gaya tumpuan atau pegangan yang
adapada permukaan tebing. Pengaturan letak badan, gaya tumpuan dan pegangan
menentukan kestabilan yang diperoleh. Peluang gerak untuk mendaki lebih lanjut
ditentukan oleh kemampuan menempatkan tubuh pada tempat yang cocok untuk
kondisi medan yang dihadapi.
Pada umumnya dinding tebing terdiri dari bermacam
cracks dan ledges. Karena pengaruh iklim, suhu, angin, serta faktor lainnya,
dinding tebing mengalami kontraksi dan ekspansi yang menyebabkan munculnya
celah mulai dari yang kecil/sempit sampai yang panjang/lebar. Dinding sering
mengalami erosi sehingga mengalami kekasaran dan ketidakrataan permukaan.
Kekasaran dan ketidakrataan ini dapat dipergunakan sebagai tumpuan/injakan
maupun pegangan. Karena bermacamnya kondisi permukaan tebing ini, maka teknik memanjat
dikelompokkan berdasarkan tiga kategori umum. Pengelompokkan ini sesuai dengan
bagian tebing yang dimanfaatkan untuk memperoleh gaya tumpuan dan pegangan.
- Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih
terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakkan kaki maupun
pegangantangan. Para pendaki pemula biasanya mempunyai kecenderungan untuk
mempercayakan sebagian besar berat badannya pada pegangan tangan, dan
menempatkan badannya rapat ke tebing. Ini adalah kebiasaan yang salah. Tangan
manusia tidak biasa digunakan untuk mempertahankan berat badan dibandingkan
kaki, sehingga beban yang diberikan pada tangan akan cepat melelahkan untuk
mempertahankan keseimbangan badan. Kecenderungan merapatkan badan ke tebing
dapat mengakibatkan timbulnya momen gaya pada tumpuan kaki. Hal ini memberikan
peluang untuk tergelincir. Konsentrasi berat di atas bidang yang sempit
(tumpuan kaki) akan memberikan gaya gesekan dan kestabilan yang lebih baik.
- Friction/Slab Climbing
Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan
sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu
vertikal, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesek
terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar
mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal di atas kaki akan
memberikan gaya gesek yang baik.
- Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh
anggota badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak. Dengan cara demikian,
dan beberapa pengembangan, dikenal teknik-teknik berikut :
- Jamming
adalah teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu lebar.
Jari-jari tangan, kaki, atau tangan dapat dimasukkan/diselipkan pada celah
sehingga seolah-olah menyerupai pasak.
- himneying
adalah teknik memanjat celah vertikal yang cukup lebar (chimney). Badan
masuk di antara celah, dan punggung di salah satu sisi tebing. Sebelah
kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke
belakang. Kedua tangan diletakkan menempel pula. Kedua tangan membantu
mendorong ke atas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan
menahanberat badan.
- Bridging
adalah teknik memanjat pada celah vertikal yang lebih besar (gullies).
Caranya denganmenggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada
kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan
dibantu oleh tangan yang juga berfungsi senagai penjaga keseimbangan.
- Lay
Back adalah teknik memanjat pada celah vertikal dengan menggunakan tangan
dan kaki. Pada teknik ini, jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan
punggung miring sedemikian rupa untuk menempatkan kedua kaki pada tepi
celah yang berlawanan. Tangan menarik ke belakang dan kaki mendorong ke
depan dan kemudian bergerak naik ke atas silih berganti.
Teknik-teknik
lain yang sering digunakan dalam pendakian tebing adalah :
- Hand
Traverse adalah teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping
(horizontal). Halini dilakukan bila tempat pegangan yang ideal sangat
minim dan memanjat vertikal sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini
sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan
tergantung pada pegangan tangan. Sedapatmungkin pegangan tangan dibantu
dengan pijakankaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih
merata.
- Mantelself
adalah teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya
agak tinggi, namun cukup besar dan dapat diandalkan untuk tempat berdiri
selanjutnya. Kedua tangan dipergunakan untuk menarik berat badan, dibantu
dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau
dada, maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan, untuk
mengangkat berat badan, yang dibantu dengan dorongan kaki.
Proses
memanjat merupakan gabungan dari berbagai kegiatan dasar, yaitu :
- Mengamati,
mengenal medan, dan menentukan lintasan/rute yang akan dilalui, baik
secara keseluruhan maupun selangkah, yang sangat menentukan untuk langkah
berikutnya. Permukaantebing yang banyak memiliki tangga-tangga (teras
kecil), tonjolan, lekukan, dan celah serta sudut (corner) merupakan
lintasan-lintasan yang mungkin untuk dilalui.
- Memikirkan
teknik yang akan dipakai secara keseluruha maupun selangkah demi
selangkah. Teknik tersebut merupakan pemikiran atau hasil pengamatan dari
lintasan yang dilihat (apakah adachimney, crack, dan sebagianya).
- Mempersiapkan perlengkapan yang
diperlukan.
- Gerak memanjat yang sesuai
dengan lintasan dan teknik yang dibicarakan.
Dengan kegiatan dasar di atas kita dapat mengerti dan
menyadari apa saja sesungguhnya masalah yang ada selama pendakian, sehingga
dengan demikian kita dapat mempersiapkan dan berlatih serta selalu
mengembangkan kemampuan dengan lebih terarah dan efektif.
Ketika mulai mendaki dan sedang mendaki sering sekali
kita dihadapkan pada tonjolan atau celah yang berbeda-beda jarak jangkauannya.
Usahakanjangan menjangkau terlalu jauh, sehingga berat badan masih tetap
terkonsentrasi pada bidang tumpuan. Gerakan yang terlalu cepat dan tergesa-gesa
bisa berbahaya. Ketangkasan bergerak adalah hasil latihan yang teratur dan
terarah, bukan dari ketergesa-gesaan.
Dalam pergerakan menyilangkan kaki akan dapat
menghilangkan keseimbangan, dan biasanya sulit dilakuakan. Penting sekali
selalu bergerak dengan 3 bagian anggota badan tetap pada tumpuan sementara 1
anggota badan mencari tumpuan baru. Gerakan ini dikenal dengan gerakan “tiga
satu”. Sebelum bertumpu pada suatu pegangan, hendaknya selalu dicoba atau
diperiksa terlebih dahulu, apakah kuat atau tidak menahan badan.
- PEMBAGIAN PENDAKIAN BERDASARKAN
PEMAKAIAN ALAT
- Free Climbing
Sesuai dengan namanya, pada free climbing alat
pengaman yang paling baik adalah diri sendiri. Namun keselamatan diri dapat
ditingkatkan dengan adanya ketrampilan yang diperoleh dari latihan yang baik
dan mengikuti prosedur yang benar. Dengan latihan yang baik, otot-otot tangan
dan kaki akan cukup kuat dan terlatih. Begitu pula dengan keseimbangan badan
dan gerakan-gerakan, akan terlatih dengan sendirinya. Disamping itu kita dapat
memperkirakan kemampuan kita dan memperhitungkan lintasan yang akan dilalui.
Pada free climbing, peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman. Tali,
carabiner, sling, chock, dan piton tetap dipakai, tetapi hanya berfungsi
sebagai pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaannya, ia bergerak sambil memasang,
jadi kalaupun tanpa alat-alat tersebut ia masih mampu bergerak atau melanjutkan
pendakian. Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki diamankan oleh belayer.
- Free Soloing
Merupakan bagian dari free climbing, tetapi si pendaki
benar-benar melakukannya degan segala risiko yang siap dihadapinya seorang
diri. Dalam pergerakannya ia tidak memerlukan peralatan pengaman. Untuk
melakuakan free soloing climbing, seorang pendaki harus benar-benar mengetahui
segala bentuk rintangan atau bentuk-bentuk pergerakan pada rute yang dilaluinya.
Bahkan kadang-kadang ia harus menghapalkan dahulu segala gerakan, baik itu
tumpuan atau pegangan. Sehingga biasanya orang akan melakukan free soloing
climbing bila ia sudah pernah mendaki pada lintasan yang sama. Risiko yang
dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal sekali, sehingga hanya orang yang mampu
dan benar-benar profesional yang akan melakukannya.
- Artificial Climbing
Adalah pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan
tambahan, seperti paku tebing, bor, stirrup, dan lain-lainnya. Peralatan
tersebut harus dipergunakan karena dalam pendakian sering sekali dihadapi medan
yang kurang atau tidak sama sekali memberikan tumpuan atau peluang gerak yang
memadai, misalnya menghadapi medan yang blank (tanpa ada tonjolan atau
tumpuan). Peralatan berfungsi sebagai pengaman dan juga untuk mendapatkan
tunpuan, pendakian dilakuakan secara berkelompok, pembagian tugas jelas antara
leader dan belayer. Peralatan dan metode yang digunakan dimulai dari yang
paling sederhana dan tepat. Kemampuan untuk bergerak cepat dan aman bukan
disebabkan oleh adanya peralatan yang supermodern, tetapi lebih pada penggunaan
teknik yang baik.
- SISTEM PENDAKIAN
Himalayan Style; Sistem pendakian yang biasanyadengan rute yang
panjang, sehingga untuk mencapai sasaran (puncak) diperlukan waktu yang lama.
Sistem ini berkembang pada pendakian-pendakian ke Pegunungan Himalaya.
Pendakian tipe ini biasanya terdiri atas beberapa kelompok dan tempat-tempat
peristirahatan (base camp, fly camp). Sehingga dengan berhasilnya satu orang
dari seluruh tim, berarti pendakian ini sudah berhasil untuk seluruh tim.
Alpine Style;Sistem ini banyak dikembangkan di pegunungan Eropa.
Pendakian ini mempunyai tujuan bahwa semua pendaki harus sampai di puncak dan
baru pendakian dianggap berhasil. Sistem pendakian ini umumnya lebih cepat
karenapara pendaki tidak perlu lagi kembali ke base camp (bila kemalaman bisa
membuat fly camp baru, dan esoknya dilanjutkan kembali).
- TEKNIK TURUN/RAPPELING
Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing.
Dikategorikan sebagai teknik yang sepenuhnya bergantung pada peralatan. Prinsip
rappeling adalah sebagai berikut :
- Menggunakan tali rappel sebagai
jalur lintasan dan tempat bergantung.
- Menggunakan
gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong gerak
turun.
- Menggunakan
salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk mengatur
kecepatan turun.
- Macam-macam dan Variasi Teknik
Rappeling
- Body
Rappel;
Menggunakan peralatan tali saja, yang dibelitkan sedemikian rupa pada
badan. Pada teknik ini terjadi gesekan antara badan dengan tali sehingga
bagian badan yang bergesekan akan terasa panas.
- Brakebar
Rappel;
Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, tali dan brakebar. Modifikasi
lain dari brakebar adalah descender (figure 8). Pemakaiannya hampir sama,
dimana gaya gesek diberikan pada descender atau brakebar.
- Sling
Rappel;
Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, dan tali. Cara ini paling banyak
dilakukan karena tidak memerlukan peralatan lain,dan dirasakan cukup aman.
Jenis simpul yang dianjurkan adalah jenis Italian Hitch.
- Arm
Rappel/Hesti;
Menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian
belakang badan. Dipergunakan untuk tebing yang tidak terlalu curam.
Dalam rappeling, usahakan posisi badan selalu tegak
lurus pada tebing, dan jangan terlalu cepat turun. Usahakan mengurangi
sesedikit mungkin benturan badan pada tebing dan gesekan antara tubuh dengan
tali. Sebelum memulai turun, hendaknya :
- Periksa dahulu anchornya.
- Pastikan bahwa tidak ada simpul
pada tali yang dipergunakan.
- Sebelum
sampai ke tepi tebing hendaknya tali sudah terpasang dan pastikan bahwa
tali sampai ke bawah (ke tanah).
- Usahakan
melakukan pengamatan sewaktu turun, ke atas dan ke bawah, sehingga apabila
ada batu atau tanah jatuh kita dapat menghindarkannya, selain itu juga
dapat melihat lintasan yang ada.
- Pastikan bahwa pakaian tidak
akan tersangkut carabiner atau peralatan lainnya.
- PERALATAN PENDAKIAN
- Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai
pengaman apabila jatuh. Mengingat fungsi yang begitu penting, tali haruslah
kuat. Kekuatan tali ini tergantung dari diameter (ukuran tali) dan pabrik
pembuatnya. Dianjurkan, jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah
diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan
pendakian. Panjang tali dalampendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang
memungkinkan leader da belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali
yang dipakai adalah 10 – 11 mm, tetapi sekarang ada tali pendakian yang
mempunyai kekuatan sama, yang berdiameter 9,8 mm. Untuk penggunaan double rope
digunakan tali dengan diameter 8 – 9 mm. Ada dua macam tali pendakian, yaitu :
Static Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 2 – 5 %
dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku. Umumnya berwarna putih atau
hijau. Tali statik digunakan untuk rappeling.
Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5 – 15 %
dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya
berwarna menyolok (merah, jingga, ungu). Pada penggunaannya, digunakan oleh
pendaki pertama (leader) sebagai pengaman dan dipasang di pengaman-pengaman
yang telah dipasang (chock,piton, dan sebagianya) dengan bantuan carabiner dan
sling.
Perawatan tali adalah dengan menggantungkan atau
disimpan di tempat kering. Bila basah, dikeringkan dengan diangin-anginkan,
jangan terkena sinar matahari secara langsung. Apabila kotor, tali ini dapat
dicuci dengan cara menggosok atau menyikat dengan sikat halus. Jangan sampai
merusak mantelnya. Tali kernmantel masih dapat dipakai dalam pendakian apabila
mantel pada tali masih utuh, sehingga bagian dalam masih terlindungi.
Hal yang berkaitan dengan tali pada pendakian adalah
simpul. Simpul-simpul yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Mudah dibuat
- Cepat untuk dikuasai
- Aman (kuat) dan mudah untuk
dibuka
Beberapa
jenis simpul yang harus dikuasai :
- Carabiner
Carabiner adalah sebuah cincin yang berbentuk oval
atau huruf D dan mempunyai gate yang berfungsi sebagai peniti. Dibuat dari
alumunium alloy dan mempunyai kekuatan bervariasi sesuai dengan desain pabrik
pembuatnya. Biasanya kekuatan suatu carabiner tercantum pada alat tersebut. Ada
dua jenis carabiner, yaitu :
- Carabiner Screw Gate
(menggunakan kunci pengaman)
- Carabiner Non Screw Gate (tanpa
kunci pengaman)
Kekuatan carabiner terletak pada pen yang ada,
sehingga jika pen suatu carabiner sudah longgar, sebaiknya jangan dipakai.
- Sling
Sling
biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling
antara lain :
- Sebagai penghubung.
- Membuat natural point, dengan
memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
- Mengurangi
gaya gesek/memperpanjang pointMengurangi gerakan (yang menambah beban)
pada chock atau piton yang terpasang.
- Descender
Sebuah alat berbentuk angka delapan, terbuat dari
alumunium alloy. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan, sehingga dapat
membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau untuk rappeling.
- Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila
diberi beban dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat bantu
untuk naik pada tali.
- Harnes/Tali Tubuh
Alat
pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis harnes :
- Seat Harnes, menahan berat
badan di pinggang dan paha.
- Body Harnes, menahan berat
badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.
Harnes ada yang dibuat dengan merangkai webbing atau
tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.
- Sepatu
Ada dua
jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
- Sepatu
yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat. Kelenturannya
menolong untuk pijakan-pijakan di celah-celah.
Contohnya :
EB, Dolomite.
- Sepatu
yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya Combat boot (sepatu
tentara). Cocok digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau
tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian depan sepatu.
- Anchor (Jangkar)
Anchor adalah alat yang dapat dipakai sebagai penahan
beban. Tali pendakian dimasukkan pada anchor, sehingga pendaki dapat tertahan
oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu :
- Natural
Anchor, bisa merupakan pohon besar, lubang-lubang di tebing, tonjolan –
tonjolan batuan, dan sebagianya.
- Artificial
Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh
si pendaki. Contoh : chock, piton, bolt, dan lain-lain.
- PERALATAN-PERALATAN LAIN YANG
MENDUKUKNG PENDAKIAN
- CLIMBING CALL (ABA-ABA
PENDAKIAN)
Aba-aba pendakian digunakan agar ada kerja sama yang
baik antara leader dengan belayer. Aba-aba pendakian meliputi :
- Climbing when you’re ready
- Climbing
- OK
- Take in
- Slack
- Rock
- Fall
- PROSEDUR PENDAKIAN
Tahapan-tahapan dalam suatu pendakian hendaknya
dimulai dari langkah-langkah sebagai berikut :
- Mengamati lintasan dan
memikirkan teknik yang akan dipakai.
- Menyiapkan perlengkapan yang
diperlukan
- Untuk
leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa agar mudah untuk
diambil/memilih dan tidak mengganggu gerakan. Tugas leader adalah membuka
lintasan yang akandilalui oleh dirinya sendirir dan pendaki berikutnya.
- Untuk
belayer, memasang anchor dan merapikan alat-alat (tali yang akan dipakai).
Tugas belayer adalah membantu leader dalam pergerakan dan mengamankan
leader bila jatuh. Belayer harus selalu memperhatikan leader, baik aba-aba
ataupun memperhatikan tali, jangan terlalu kencang dan jangan terlalu
kendur.
- Bila
belayer dan leader sudah siap memulai pendakian, segera memberi aba-aba
pendakian.
- Bila
leader telah sampai pada ketinggian 1 pitch (tali habis), ia harus
memasang anchor.
- Leader
yang sudah memasang anchor di atas selanjutnya berfungsi sebagai belayer, untuk
mengamankan pendaki berikutnya.
Pedoman Siswa Pecinta Alam Bagian 4 |
MEDIS |
- Metode P3K Di Alam Bebas
Metode P3K Di Alam Bebas berikut ini adalah sebuah
metode penanganan atau penanggulanganpertama pada satu gangguan ataupun
kecelakaan yang biasa terjadi saat berkegiatan di alam bebas. Banyak yang
sebenarnya mudah kita lakukan, tetapi jarang yang mau ataupun sigap dalam
melakukan pertolongan pertama dan awal apabila ada rekan lain yang mengalami
kecelakaan di alam terbuka.
Berikut
Kasus – Kasus Kecelakaan Atau Gangguan Dalam Kegiatan Alam Terbuka.
- PINGSAN ( Syncope / collapse )
Yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak
kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (
kekurangan cairan tubuh ), hiploglikemia, animea. Gejala : Perasaan limbung
Pandangan berkunang – kunang· Telinga berdenging Nafas tidak teratur Muka
pucat· Biji mata melebar Lemas Keringat dingin Menguap berlebihan Tak respon (
beberapa menit ) Denyut nadi lambat
Penanganan :
- Baringkan korban dalam posisi
terlentang
- Tinggikan tungkai melebihi
tinggi jantung
- Longgarkan
pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
- Beri udara segar
- Periksa kemungkinan cedera lain
- Selimuti korban
- Korban diistirahatkan beberapa
saat
- Bila
tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi>> posisi stabil
>> Rujuk ke instansi kesehatan
- DEHIDRASI
Yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan
cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan
yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai denganelektrolit ( K, Na,
Cl, Ca ). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan
cairan / banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu
berlebihan.
Gejala dan tanda Dehidrasi ringan Defisit cairan 5%
dari berat badan Penderita merasa haus Denyut nadi lebih dari 90x / menit
Dehidrasi sedang Defisit cairan antara 5 – 10% dari berat badan, Nadi lebih
dari 90x / menit Nadi lemah Sangat haus, Dehidrasi berat, Defisit cairan lebih
dari 10% dari berat badan, Hipotensi, Mata cekung, Nadi sangat lemah, sampai
tak terasa, Kejang – kejang
Penanganan :
- Mengganti cairan yang hilang
dan mengatasi shock
- mengganti elektrolit yang lemah
- Mengenal dan mengatasi
komplikasi yang ada
- Memberantas penyebabnya
- Rutinlah minum jangan tunggu
haus.
- ASMA
Yaitu penyempitan / gangguan saluran
pernafasan.Gejala· Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas, Canned be
heard the voice of the additional breath (Kalengan menjadi terdengar suara dari
nafas tambahan), Otot Bantu nafas terlihat menonjol ( dileher ), Irama nafas
tidak teratur· Terjadinya perubahan warna kulit ( merah / pucat/ kebiruan /
sianosis ), Kesadaran menurun ( gelisah / meracau )
Penanganan :
- Tenangkan korban
- Bawa ketempat yang luas dan
sejuk
- Posisikan ½ duduk
- Atur nafas
- Beri oksigen ( bantu ) bila
diperlukan
- PUSING / VERTIGO / NYERI
KEPALA
Yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh
kelelahan,kelaparan, gangguan kesehatan dll.Gejala : Kepala terasa nyeri /
berdenyut, Kehilangan keseimbangan tubuh, Lemas
Penanganan :
- Istirahatkan korban
- Beri minuman hangat
- beri obat bila perlu
- Tangani sesuai penyebab
- MAAG / MUAL
Yaitu
gangguan lambung / saluran pencernaan.
Gejala :
Perut terasa nyeri / mual, Berkeringat dingin, Lemas
Penanganan :
- Istirahatkan korban dalam
posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
- Beri minuman hangat ( teh /
kopi )
- Jangan beri makan terlalu cepat
- LEMAH JANTUNG
Yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi
darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala : Nyeri di dada, Penderita memegangi dada
sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk, Kadang sampai tidak merespon
terhadap suara, Denyut nadi tak teraba / lemah, Gangguan nafas, Mual, muntah,
perasaan tidak enak di lambung, Kepala terasa ringan, Lemas, Kulit berubah
pucat / kebiruan, Keringat berlebihanTidak semua nyeri pada dada adalah sakit
jantung, Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.
Penanganan :
- Tenangkan korban
- Istirahatkan
- Posisi ½ duduk
- Buka jalan pernafasan dan atur
nafas
- Longgarkan pakaian dan barang
barang yang mengikat pada badan
- Jangan beri makan / minum
terlebih dahulu
- Jangan biarkan korban sendirian
( harus ada orang lain didekatnya )
- HISTERIA
Yaitu sikap berlebih – lebihan yang dibuat – buat (
berteriak, berguling – guling ) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala : Seolah – olah hilang kesadaran, Sikapnya
berlebihan ( meraung – raung, berguling – guling di tanah ), Tidak dapat
bergerak / berjalan tanpa sebab yang jelas.
Penanganan :
- Tenangkan korban
- Pisahkan dari keramaian
- Letakkan di tempat yang tenang
- Awasi
- MIMISAN
Yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung
karena suhu ekstrim ( terlalu panas / terlalu dingin )/ kelelahan / benturan.
Gejala : Dari lubang hidung keluar darah dan terasa
nyeri, Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh
darah, Kadang disertai pusing.
Penanganan :
- Bawa korban ke tempat sejuk /
nyaman
- Tenangkan korban
- Korban diminta menunduk sambil
menekan cuping hidung
- Diminta bernafas lewat mulut
- Bersihkan hidung luar dari
darah
- Buka setiap 5 / 10 menit.
- Jika masih keluar ulangi
tindakan Pertolongan Pertama
- KRAM
Yaitu otot
yang mengejang / kontraksi berlebihan.
Gejala :
Nyeri pada otot, Kadang disertai bengkak
Penanganan :
- Istirahatkan
- Posisi nyaman
- Relaksasi
- Pijat berlawanan arah dengan
kontraksi
- MEMAR
Yaitu
pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala :
Warna kebiruan / merah pada kulit, Nyeri jika di tekan, Kadang disertai
bengkak.
Penanganan :
- Kompres dingin
- Balut tekan
- Tinggikan bagian luka
- KESELEO
Yaitu
pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala : Bengkak, Nyeri bila tekan, Kebiruan / merah
pada derah luka, Sendi terkunci, Ada perubahan bentuk pada sendi.
Penanganan :
- Korban diposisikan nyaman
- Kompres es / dingin
- Balut tekan dengan ikatan 8
untuk mengurangi pergerakan
- Tinggikan bagian tubuh yang
luka
- LUKA
Yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan
secara tiba – tiba karena kekerasan / injury.
Gejala :
Terbukanya kulit, Pendarahan, Rasa nyeri.
Penanganan :
- Bersihkan luka dengan
antiseptic ( alcohol / boorwater )
- Tutup luka dengan kasa steril /
plester
- Balut tekan ( jika
pendarahannya besar )
- Jika hanya lecet, biarkan
terbuka untuk proses pengeringan luka.
Hal – hal
yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
- Ketika
memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada, Keluarkan tanpa menyinggung
luka, Kasa / balut steril ( jangan dengan kapas atau kain berbulu )
Evakuasi korban ke pusat kesehatan
- Bekuan
darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai
menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
- PENDARAHAN
Yaitu
keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja.
Penghentian darah dengan cara :
- Tenaga / mekanik, misal
menekan, mengikat, menjahit dll
- Fisika
: Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan, Bila
dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
- Kimia : Obat – obatan
- Biokimia : vitamin K
- Elektrik : diahermik
- PATAH TULANG / FRAKTUR
Yaitu
rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian.
Gejala : Perubahan bentuk, Nyeri bila ditekan dan
kaku, Bengkak, Terdengar / terasa ( korban ) derikan tulang yang retak/patah,
Ada memar ( jika tertutup ), Terjadi pendarahan ( jika terbuka ) Jenisnya,
Terbuka ( terlihat jaringan luka ) Tertutup.
Penanganan :
- Tenangkan korban jika sadar
- Untuk patah tulang tertutup
- Periksa
Gerakan (apakah bagian tubuh yang lukabisa digerakan/diangkat)Sensasi (
respon nyeri )Sirkulasi ( peredaran darah )
- Ukur bidai disisi yang sehat
- Pasang kain pengikat bidai
melalui sela – sela tubuh bawah
- Pasang bantalan didaerah patah
tulang
- Pasang bidai meliputi 2 sendi
disamping luka
- Ikat bidai
- Periksa GSS
- Untuk patah tulang terbuka
- Buat pembalut cincin untuk
menstabilkan posisi tulang yang mencuat
- Tutup tulang dengan kasa
steril, plastik, pembalut cincin
- Ikat dengan ikatan V
- Untuk selanjutnya ditangani
seperti pada patah tulang tertutup
- Tujuan Pembidaian
- Mencegah pergeseran tulang yang
patah
- memberikan istirahat pada
anggota badan yang patah
- mengurangi rasa sakit
- Mempercepat penyembuhan
- LUKA BAKAR
Yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan
benda – benda yang menghasilkan panas ( api, air panas, listrik, atau zat – zat
yang bersifat membakar)
Penanganan :
- Matikan api dengan memutuskan
suplai oksigen.
- Perhatikan keadaan umum
penderita
- Pendinginan, Membuka pakaian
penderita / korban.
- Merendam dalam air atau air
mengalir selama 20atau 30 menit.
- Untuk
daerah wajah, cukup dikompres air, Mencegah infeksi Luka ditutup dengan
perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka Penderita
dikerudungi kain putih Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air
seperti mentega, kecap dll
- Pemberian sedative / morfin 10
mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
- Bila luka bakar luas penderita
dikuasakan
- Transportasi
kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila
tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24 – 48 jam pertama dengan
pengawasan ketat selamaperjalanan.
- Khusus untuk luka bakar daerah
wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.
- HIPOTERMIA
Yaitu suhu
tubuh menurun karena lingkungan yang dingin.
Gejala : Menggigil / gemetar, Perasaan melayang, Nafas
cepat, nadi lambat, Pandangan terganggu, Reaksi manik mata terhadap rangsangan
cahaya lambat
Penanganan :
- Bawa korban ketempat hangat
- Jaga jalan nafas tetap lancar
- Beri minuman hangat dan selimut
- Jaga agar tetap sadar
- Setelah keluar dari ruangan, diminta
banyak bergerak ( jika masih kedinginan )
- KERACUNAN MAKANAN DAN MINUMAN
Gejala :
Mual, muntah, Keringat dingin, Wajah pucat / kebiruan.
Penanganan :
- Bawa ke tempat teduh dan segar
- Korban diminta muntah
- Diberi norit4. Istirahatkan
- Jangan diberi air minum sampai
kondisinya lebih baik
- GIGITAN BINATANG
Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat
dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau
sesuatuyang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua
jenis; yang berbisa ( beracun ) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya
resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.
Pertolongan Pertamanya adalah: Cucilah bagian yang
tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik, Bila pendarahan, segera
dirawat dan kemudian dibalut.
Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan
ganguan saat melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya: Gigitan UlarTidak
semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita / korban tergantung pada
ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap
ular tersebut berbisa. Sifat bisa / racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
- Hematotoksin ( keracunan dalam
)
- Neurotoksin ( bisa / racun
menyerang sistem saraf )
- Histaminik ( bisa menyebabkan
alergi pada korban )
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada
gigitan, penderita dapat pingsan, sukarbernafas dan mungkin disertai muntah.
Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata –
rata penderita biasanya takut mati.Penanganan untuk Pertolongan Pertama:
- Telentangkan
atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari
jantung.
- Tenangkan penderita, agar
penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
- Cegah
penyebaran bias penderita dari daerah gigitan Torniquet di bagian proximal
daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan
vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket
dikendorkan setiap15 menit selama + 30 detiko Letakkan daerah gigitan dari
tubuho Berikan kompres eso Usahakan penderita setenang mungkin bila
perludiberikan petidine 50 mg / im untuk menghilangkan rasa nyeri
- Perawatan
luka Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda
panaso Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila
perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit
atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (
selama tidak ada luka di mulut ).
- Bila memungkinkan, berikan
suntikan anti bisa ( antifenin )
- Perbaikan sirkulasi daraho Kopi
pahit pekato Kafein nabenzoat 0,5 gr im /ivo Bila perlu diberikan pula
vasakonstriktor
- Obat – obatan laino Atso
Toksoid tetanus 1 mlo Antibiotic misalnya: PS 4:1Gigitan Lipan Ciri – ciri
:
- Ada sepasang luka bekas gigitan
- Sekitar
luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan
sendirinya setelah 4 -5 jam
Penanganan :
- Kompres dengan yang dingin dan
cuci dengan obat antiseptik
- Beri obat pelawan rasa sakit,
bila gelisah bawa ke.
Pedoman Siswa Pecinta Alam Bagian 5 |
BIVAK & PERBEKALAN |
- Rumah Sementara Di Alam Bebas
Rumah Sementara Di Alam Bebas adalah Bivak. Sekilas
pandang memang sederhana dan berkesan apa adanya. Tetapi membuat bivak menjadi
penting untuk hal – hal darurat. Walaupun untuk masa sekarang,peranan bivak
kalah dengan penggantinya, yakni Tenda Dome. Tetapi menjadi penting apabila
suatu saat kita tidak membawa peralatan tidur dantenda.
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan ketika
kita memutuskan untuk membuat bivak, yaitu jangan sekali – kali membuat bivak
pada daerah yang berpotensi banjir pada waktu hujan. Di atas bivak hendaknya
tak ada pohon atau cabang yang mati atau busuk. Ini bisa berbahaya kalau
runtuh. Juga jangan di bawah pohon kelapa karenajatuhnya kelapa bisa saja
terjadi tiba – tiba.
Di daerah tempat kita akan mendirikan bivak hendaknya
bukan merupakan sarang nyamuk atau serangga lainnya. Kita juga perlu perhatikan
bahan pembuat bivak. Usahakan bivak terbuat dari bahan yang kuat dan pembuatannya
baik, sebab semuanya akan menentukan kenyamanan.
Bahan dasar untuk membuat bivak bisa bermacam – macam.
Ada yang dibuat dari ponco ( jas hujan plastik ), lembaran kain plastik atau
memanfaatkan bahan – bahan alami, seperti daun – daunan, ijuk, rumbia, daun
palem, dan lainnya. Tapi yang paling penting, kesemua bahan dasar tadi sanggup
bertahan ketika menghadapi serangan angin, hujan atau panas.
Selain bahan yang bermacam – macam, bentuk bivak pun
amat beragam. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan. Tak harus berbentuk
kerucut atau kubus, modelnya bisa apa saja. Ini amat bergantung pada
kreativitas kita sendiri. Membuat bivak merupakan seni tersendiri karena kreasi
dan seni seseorang bisa dicurahkan pada hasilnya. Sebagai contoh, one man
bivak. Pembuatannya dengan menancapkan kayu cagak sebagai tiang pokok yang
tingginya sekitar 1,5 meter. Letakkan di atasnya sebatang kayu yang panjangnya
kira – kira dua meter. Ujungnya diikat kuat yang biasanya memakai patok. Lalu
sandarkan potongan kayu yang lebih kecil di atasnya, yang berfungsi untuk
menahan dedaunan yang akan jadi atap ”rumah” kita.
Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai
bivak yaitu gua, lekukan tebing atau batu yang cukup dalam, lubang – lubang
dalam tanah dan sebagainya. Apabila memilih gua, sebaiknya kita bisa memastikan
tempat ini bukan persembunyian satwa. Gua yang akan ditinggali juga tak boleh
mengandung racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan
memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tidak ada racun
atau gas berbahaya di sekitarnya. one man bivak Kita juga bisa memanfaatkan
tanah berlubang atau tanah yang rendah sebagai tempat berlindung. Tanah yang
berlubang ini biasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekas penggalian
tanah liat dan lainnya. Pastikan tempat – tempat tersebut tidak langsung
menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angin bertiup kita bisa membuat
dinding pembatas dari bahan – bahan alami. Selain menahan angin, dinding ini
bertugas untuk menahan angin untuk tidak meniup api unggun yang dibuat di muka
pintu masuk.
- Tips Membuat Tenda
Tips Membuat Tenda layak kita ketahui. Tidak hanya
bagi para petualang rimba belantara dan tingginya gunung, tetapi juga bisa
diterapkan bagi yang menyukai berkemah / membuka tenda dalam berwisata di alam
bebas. Walaupun kita tahu bahwa tenda dome di masa sekarang telah dibuat
semaksimal mungkin untuk meminimalisir aneka bahaya di alam terbuka.
- PILIH LOKASI YANG TEPAT
Carilah tempat terbuka seperti lapangan untuk
mendirikan tenda. Hal ini penting untuk Anda bisa melihat sekeliling dan
menerima sinar Matahari pagi keesokan harinya. Akan lebih baik jika Anda
menemukan lokasi yang dekat dengan air mengalir seperti sungai, untuk memenuhi
kebutuhan air selama camping. Dengan dataran terbuka yang cukup luas, Anda juga
bisa membuatapi unggun tak jauh dari tenda.
- PERHATIKAN KONTUR DAN KONDISI
DATARAN
Bagi yang menggunakantenda berpasak atau tenda
Pramuka, Anda tak mungkin membangun tenda di tanah yang gembur, becek, atau
bahkan terlalu keras. Tanah yang terlalu keras membuat patok yang ditancapkan
tak bisa masuk jauh ke dalam tanah.Pilihlah tempat berkemah di tanah yang tak
terlalukeras, namun cukup untuk patoknya menancap dengan kuat.
- DIRIKAN TENDA SEBELUM HARI
GELAP
Membangun tenda membutuhkan ketelitian karena beberapa
bagiannya cenderung tajam. Oleh karena itu, Anda sebaiknya mulai membangun
tenda sebelum hari beranjak gelap sekitar pukul 18.00. Membangun tenda ketika
gelap bisa berakibat fatal, termasuk kecelakaan.
- PILIH LOKASI TEPAT UNTUK
MEMBUAT API UNGGUN
Tenda dan barang – barang Anda harus berada minimal 3
meter jauhnya dari api unggun. Semua barang harus dijauhkan dariapi
unggun,termasuk minyak, spiritus, atau bahan – bahan mudah terbakar lainnya.
Jangan lupa untuk membuat api unggun di tanah yang cenderung kering. Jangan
lupa juga, matikan api unggun dengan benar sebelum meninggalkan area
perkemahan.
- WASPADA DENGAN HEWAN LIAR
Baik itu serangga maupun hewan berbahaya seperti ular,
bisa saja masuk ke dalam tenda. Triknya, ambillah segenggam garam lalu taburkan
di sekitar tenda untuk menghindari hewan melata. Jika terdengar suara binatang
buas, Anda bisa mengarahkan senter ke arah datangnya suara tersebut untuk
mengusirnya. Jangan tinggalkan bekas makanan, minuman, atau sampah lain di luar
tenda. Jika ingin terhindar dari serangga, jangan gunakan parfum atau wewangian
pada kulit maupun pakaian.
- Tips Bila Kehabisan Bekal Air
Dalam Petualangan
Kehabisan bekal air dalam petualangan adalah hal yang
cukup membahayakan, karena apabila air habis, otomatis rasa haus menghantui dan
badan akan mudah lelah serta lemas. Dehidrasi dalam perjalanan petualangan
wajib kita hindari, agar tidak menimbulkan dampak yang tidak kita inginkan.
Sebaiknya kuatkan hati agar tidak boros dalam pemakaian bekal air kita. Ingat,
yang utama hindari boros penggunaan air untuk hal apapun, apalagi saat berada
di tengah alam terbuka, semisal pendakian gunung. Rasanya tidak perlu kita
Creambath atau Facialsaat pendakian gunung! Bila sudah kehabisan persediaan
air, lakukan langkah – langkah sebagai berikut:
- Periksa peta Anda untuk biru
berlekuk – lekuk yaitu tanda – sungai dan anak sungai.
- Pencarian
di bawah permukaan kerikil dan sungai kering.Gali sepanjang tepi luar
darikurva tajam, atau cerukan di dalam, di mana air pernah lebih dalam,
dan sepanjang dasartebing. Anda mungkin menemukan kelembaban.
- Carilah
pohon dan semak – semak gumpalan besar. Hal ini menunjukkan rembesan
terdekat atau di bawahnya. Jika Anda menemukanpasir lembab, terus
menggali. Atau pohon di bagian barat / membelakangi Matahari terbit
menunjukkan air yaitu padalumut yang tebal, Kaktus yang dengan bantalan
besar sebagai daunnya. Atau padapohon rotan, pohon pisang hutan, pohon
bambu, pohon beringindan pohon besar lainnya
- Sebuah
lembah ngarai dalam panjang sering dibentuk oleh air, sehingga air di ada
di sana.
- Selembar
plastik atau kain untuk menampung embun di malam hari atau hujan atau
untuk membungkus daun pohon yang mengalamiphotosintesis di malam hari.
Jangan panik dan kita harus bisa mengetahui air dalam
survival Air. Survival Air adalah hal penting di dalam suatu survival, bila
kita kekurangan air, maka ancaman dehidrasi atau kekurangan cairan. Kita bisa
bertahan hidup selama kurang lebih 20 hari tanpa makanan, tetapi bila tanpa
air, kita hanya bisa bertahan kurang lebih selama 5 hari saja.
- PENCARIAN AIR
- Pada
tanah berbatu . Cari mata air pada daerah karst. Dari saluran air pada
dinding lembah yang memotong lapisan berpori. Pada daerah granit cari
pinggir bukit berumput paling hijau.
- Pada
tanah gembur . Cari pada daerah lembah atau lereng. Kadang terdapat
genangan kecil, air harus disterilkan.
- Di
pegunungan . Di gali bekas aliran sungai pada kelokan sebelah luar. Pada
hutan lumut, ambil lumut lalu peras.
- Dari
tumbuh – tumbuhan.Tumbuhan beruas – ruas : rotan dan keluarganya Tumbuhan
merambat : lumut and keluarganya Tumbuhan khusus : kantong semar.
- Menampung embun.
- Tidak berwarna,berbau dan
berasa misal : air mata air, danau, hujan, sungai
- Jejak binatang menyusui dapat
menunjukkan lokasi mata air.
- PENJERNIHAN AIR
Supaya air
menjadi “palatable water” tahap – tahapnya :
- Sendimentasi,
Yaitu air didiamkan sampai kotoran mengendap sendiri atau dicampur AlOH.
- Koagulasi,
Yaitu pengendapan melalui zat kimia. Untuk bahanalkali sama dengan FCl2,
NH4. non alkali sama dengan Na2SO4.
- Filtrasi, Yaitu untuk
menjernihkan air dengan pasir atau saringan diatomis.
- Sterilisasi,
Yaitu untuk membunuh organisme penyebab penyakit, cara :- Delapan tetes
yodium tinetur 2,5%/liter air selama 10 menit- KMnO4 ( kalium permanganate
)- Tablet halozone ( untuk penjernih air )- Dicampur serbuk biji kelor
200mg / liter lalu diendapkan selama ½ jam.
- Untuk
penghilang bau, warna, racun, adalh dengan karbon aktif seperti : norit,
aqua nuchar, hidro darco.
- SUMBER AIR
- Air
yang tidak perlu dimurnikan ( palatable water )- Air bron / mata air- Air
sumur, waduk, sungai, telaga, air hujan, mata air- Air dari tanaman :
*kelapa, kaktus dipotong, diperas* Liana / rotan dengan memotong dekat
tanah ditampung* Palmae diambil niranya* Ruas bambu, bonggol pisang,
lumut- Air tampungan dari embun
- Air yang dimurnikan -Air
berlumpur- Air yang tidak memenuhi syarat fisik.
Pedoman Siswa Pecinta Alam Bagian 6 |
CAVING |
CAVING (SUSUR GOA)
Caving berasal dari kata cave yang artinya goa. Goa
adalah lorong di dalam perut bumi yang terbentuk secara alami yang bisa di
lalui oleh manusia. Sejarah penelusuran goa yaitu di mulai oleh seorang yang
bernama LUIS MARCELLES pada tanggal 15 Juli 1780. ia menuruni goa vertical.
Sejarah penelusuran goa di Indonesia di mulai dari
sejak tahun1980 di Bogor oleh Persatuan Speleology Dan Caving Indonesia.
Goa di kelompokkan berdasarkan bentuknya. Jenis-Jenis
Goa Dari Bentuknya adalah sebagai berikut :
- Goa
vertical
- Goa
horizontal
Goa
Dari Cara Pembentukannya yaitu :
- Goa
lava, yaitu goa yang terbentuk dari letusan gunung berapi
- Goa
vulkanik yaitu goa yang terbentuk dari suatu gempa
- Goa
batu gamping yatu goa yang terbentuk dari lempengan batuan batu gamping
- Goa
litoral yaitu goa yang terbentuk dari hawa panas suatu gunung yang
mengikis perut bumi sehingga terbentuk suatu lorong.
Di
dalam goa biasanya terdapat aroganit atau cristal. Berikut adalah jenis kristal
yang terdapat di dalam Goa :
- Flow
stone terdapat di dinding goa
- Gours
- Marble
seperti mutiara kecil di atas bebatuan
- Stalaktit
pyramid terbalik yang berada dia atap goa
- Stalakmid
berbentuk seperti pyramid di dalam goa
- Straw
berbentuk kecil di atap atap goa
- Stylalite=
garis atau
- Pearl
=mutiara batu
- Quartains
=berbentuk seperti horden di dalamgoa
- Pilar
=yaitu pertemuan antara stalaktit dan stalakmid yang sudah berukuran besar
- Risiston
pool.
Etika
Penulusuran Goa :
- Dilarang
mengambil sesuatu kecuali gambar
- Dilarang
membunuh sesuatu kecuali waktu
- Dilarang
meninggalkan sesuatu kecuali jejak kaki
Pedoman Siswa Pecinta Alam Bagian 7 |
TALI-TEMALI |
Tali bagi para pecinta alam yaitu suatu alat yang
sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan dan tali dianggap
sebagia suatu alat yang sangat vital dalam dunia pecinta alam dan dapat
berakibat vatal bila salah dalam menjaga maupun merawatnya. Tali ada beberapa
jenis antara lain :
- Tali
Caramantel Dinamis yaitu lentur dan daya renggang 30%bisa digunakan untuk
climbing· Statis yaitu kurang lentur
dan daya rengganghanya 15 % bisa digunakan untuk refling .
- Tali Perusik
- Tali Webbing.
Simpul –
Simpul Dalam Pecinta Alam :
- Simpul overhand
- Simpul double overhand.
- Simpul overhand luph
- Simpul figure of eight
- Simpul double figure of eight
- Simpul bowline knot
- Simpul fisherman knot (simpul
nelayan)
- Simpul double fisherman knot
- Simpul high waiman hitc
- Simpul tape luph
- Simpul perusik knot (simpul
anyam)
- Simpul munter hitc
- Simpul butterfly knot
- Simpul ring bend (simpul pita)
Pedoman Siswa Pecinta Alam Bagian 8 |
KONSERVASI |
- PENGERTIAN KONSERVASI
- Konservasi
: lstilah payung untuk kegiatan/ aktivitas pengelolaan sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya yang didasarkan pada 3 prinsip, yaitu
perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan.
- Sumber
daya alam hayati : Unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber
daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas Keaneka ragaman dan nilainya.
- Konservasi
Sumber daya Alam Hayati : Pengelolaan sumber daya alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memeliharadan meningkatkan kualitas Keaneka
ragaman dan nilainya.
- Flora: Semua jenis Sumber daya
alam nabati, baikyang hidup di darat maupn di air.
- Fauna:
Semua jenis Sumber daya alam hewani yang hidup di darat dan atau di air
dan atau di udara.
- Habitat
adalah lingkungan tempat tumbuh atau satwa dapat hidup dan berkembang
secara alami.
- Ekosistem
: Suatu satuan lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik Jenis-jenis
makhluk hidup) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, tanah) serta kimia
(keasaman, salinitas,) yang saling berinteraksi satusama lainnya.
- TUJUAN KONSERVASI
- Untuk
mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat
bagikesejahteraan rakyat;
- Meningkatkan
ekosisternnya pemanfaatan dengan tetap potensi sumber memperhatikan daya
alamdan kelestarian fungsi, keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan
yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal ;
- Terkendalinya
populasi satwa dan tumbul1an liar,bailk di dalam maupun di luar kawasan.
- KEANEKA RAGAMAN HAYATI
Ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam variasi
bentuk penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan
persekutuatan makhluk, yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis, dan
tingkatan genehka.
- Keaneka ragaman Ekosistem
Keaneka ragaman yang terjadi pada tingkat ekosistem/
variasi ekosistem. Terjadi karena ekosistemterdiri atas perpaduan berbagai
jenis dan faktor-faktor fisik dan kimia yang beranekaragamKeaneka ragaman
ekosistem dibagi me:njadi empat jenis, yaitu :
- Kelompok ekosistem Bahari
Kelompok ekosistem bahari dibedakan atas perairan
dalam, perairan dangkal atau ekosistem litoral dandaerah pasang surut..
- Kelompok Ekosistem darat Alami
Di Indonesia terdapat 3 bentuk vegetasi utama, yaitu
vegetasi pamah, vegetasi pegunungan, dan vegetasi monsun.
- Kelompok Ekosistem Suksesi
Ekosistem suksesi adalah ekosistem yang berkembang
setelah terjadi perusakan terhadap ekosistem alami yang terjadi karena perishwa
alami maupun karena kegiatan manusia atau bila ekosistem buatan tidak dirawat
lagi dan dibiarkan berkembang sendiri menurut kondisi alam setempat.
- Kelompok Ekosistem Buatan
Hutan,
tanaman dan bendungan adalah salah satu contoh ekosistem buatan.
- Keaneka ragaman Jenis/Spesies
Jenis terbentuk oleh kesesuaian kandungan genetika
yang mengatur sifat-sifat kebaikannya dengan lingkungan tempat hidupnya, karena
lingkungan tempat hidup jenis itu beraneka ragam, jenis yang dihasilkannya
pasti akan beranekaragam juga.
- Keaneka ragaman Genetika
Variasi genetik di dalam setiap spesies, yang mencakup
aspek biokimia, struktur dan sifat organisme yang ditunjukan secara fisik dari
induknya, dan dibentuk dari DNA, berbentuk molekul-molekul panjang yang
terdapat pada harnpir semua sel.
- KATEGORI KONSERVASI DAN SPESIES
International Union Conservation Of Nature and Natural
Resources (IUCN), pada tahun 1994 telah menetapkan 8 (delapan) kategori
konservasi, hal ini sebagai upaya untuk melindungi spesies yang terancam
keberadaannya. Dengan sistem klasifikasi ini dapat dimanfaatkan untuk
mengevaluasi status keberadaan atau kemelimpahan relatif spesies. Ke delapan
kategori konservasi tersebut adalah :
- Punah (extinct), spesies satwa/
tumbuhan yang sudah tidak ditemukan lagi dialam;
- Punah di alam (ntinct in the
wild), bila hanya ditemukan di luar habitat aslinya;
- Kritis
(critically endangered), bila menghadapi resiko kepunahan yang sangat
tinggi di alam dalamwaktu dekat;
- Genting
(endangered), bila tidak tergolong kritis naInun mempunyai resiko
kepunahan yang sangat tinggi di alam;
- Rentan (vulnerable), bila tidak tergolong kritis dan genting namun mempunyai resiko kepunahan yang sangat tinggi di alam.
DASAR - DASAR
SISPALA NESU
SMK MEGERI 1
SUKATANI
TAHUN 2018/2019
DI SUSUN OLEH:
SISPALA NESU
SISWA PENCINTA
ALAM NESU
(SISPALA NESU)
Sekretariat:
Jalan Raya Sukatani KM 11 RT 04/01 Desa Kec Sukatani
Puwakarta
2019