PERHITUNGAN RODA
GIGI PAYUNG
Dibawah ini CONTOH perhitungan roda gigi payung yang dibuat dengan perbandingan jumlah gigi 1 : 1.
Diketahui :
Banyaknya gigi: Z1 = Z2 = 24
Modul :M = 2
Jawab :
Dt = Z1 x M = 24 x 2 = 48 mm (
Diameter tusuk )
Tg α = 1
Arc tg α = 45° (
Sudut gigi )
Dk = 48 + 2.m cos
45°
= 48 + 2,82
= 50,82 mm (
Diameter kepala )
Df = 48 – 2,5.m cos
45°
= 48 – 3,535
= 45,35 mm (
Diameter kaki )
αk = 3°,22 (Sudut kepala roda gigi )
αf = 4°,25 (sudut kaki roda gigi )
L = 33,94 mm
RODA GIGI PAYUNG
I. TUJUAN Agar siswa :
1.
Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi payung dengan mesin bubut sesuai
dengan ukuran gambar kerja.
2.
Terampil mengefrais dan mengalur (dloting) dalam pembuatan produk roda gigi
paying Modul 2 dan Z 18 denagn cara dan sikap yang benar.
II. PERLENGKAPAN ALAT DAN
BAHAN
1. Mesin bubut, mesin frais
universal
2. Pisau roda gigi dengan M
2
3. Mata bor Ø 15 dan reamer
Ø 16
4. Bor senter 5. Kikir rata
halus
6. Jangka sorong
7. Mandrel
8. Bahan : Aluminium cor, Ø
38 x 32 mm
III. TINDAKAN KEAMANAN ATAU
KESELAMATAN KERJA
1. Jangan merubah kecepatan
mesin ketika mesin dalam keadaan hidup.
2.
Letakkan semua alat ukur pada tempat yang aman / terpisah pada benda yang
kasar.
3. Pakailah alat pelindung
mata ketika membubut dan mengetam.
4.
Dilarang membersihkan tatal mesin (sisa potongan bahan) pada saat mesin masih
hidup.
5. Jangan meninggalan mesin
ketika dalam keadaan hidup.
IV. LANGKAH KERJA
1. Meminta bahan dan
perlengapan kerja kepad teknisi.
2. Mempersiapkan mesin dan
perlengkapan bubut.
3. Mengecek ukuran benda
kerja, jepit benda kerja.
4. Lakukan pembubutan rata
ujung benda kerja, lepas benda kerja.
5.
Cekam ujung benda kerja yang telah dibubut seperti langkah nomor 3, bubut
rataujung benda kerja sehingga mencapai ukuran panjang 24 m.
6.
Bor senter ujung benda kerja, lanjutan pengeboran dengan menggunakan mata bor Ø
10 dan Ø 16 secara berurutan dari yang paling kecil.
7. Lepas benda kerja,
kemudian pasang pada mandrel Ø 16 (suaian sesak).
8.
Jepit ujung mandrel kemudian bubut rata permukaan benda kerja hingga mencapaiØ
38.83 x 24 mm
9.
Bubut rata permukaan benda kerja dengan Ø 27 x 14 mm, cemfer ujung benda kerja.
10.Bubut tirus permukaan
benda kerja dengan sudut 45o.
11.
Lepas benda kerja dari cekam maupun mandrel, balik posisi benda erja pada
mandrel, jepit pada cekam kembali.
12.Bubut tirus permuaan
benda kerja dengan sudut 45o.
13.Rubah
posisi pahat dengan sudut 45o untuk membubut ujung permukaan benda
kerja sesuai gambar, dengan kedalaman 3 mm, bubut secara bertahap, lepas benda
kerja.
14. Mempersiapkan peralatan
dan perlengkapan mesin frais.
15.Pasang
benda kerja pada cekam mesin frais, rubah sudut kepala pembagi mesin frais 39o.
16.
Menentukan titik nol pemakanan dengan cara : a. Nyalakan motor spindle utama.
b.Dekatkan mata pisau frais tepat diatas benda kerja, turunkan posisi pisau
dengan cara memutar handle penaik dan penurun meja kerja.c. Posisi pisau harus
benar-benar sejajar (sesumbu) dengan benda kerja.d. Turunkan hingga sedikit
menyentuh benda kerja.e. Putar pengukur pada handle penaik dan penurun meja
pada posisi nol, jauhkanmata pisau frais. Gambar posisi cekam dengan cutter
frais
17.
Naikan meja frais setingi 3.3 mm sebagai tinggi gigi, makankan pada pisau
frais.
318.
Buka kunci penjepit kepala pembagi, kemudian putar engkol pembagi sebanyak 2
kali + 4 lubang pada piring pambagi 18, kunci kembali kepala pembagi, makankan.
19. Laukan langkah kerja no
18, hinga terbentuk roda gigi.
20.
Lepaskan benda kerja, rapikan, kemudian beri nama, NIM dan segeramenyerahkan
pada Dosen pembimbing.
Perhitungan Mencari ukuran
roda gigi :
a.
Menghitung putaran kepala pembagi n
= n = 2 putaran engkol pembai + 4
luban pada piring pembagi 18
b. Diameter jarak pembagi
(D) D = 26 mm
c. Diameter puncak (Dp) Dp =
38.83 mm
d.
Tinggi gigi (H)H = 3.2216H6 dari tabel didapat :Batas penyimpangan maksimal
diameter sebesar 0 mm
Batas penyimpangan minimum
diameter sebesar -11 µmJadi :Diameter maksimal ynag diijinkan = 16 mm
Diameter miniimal yang
diijinkan = 16-(0.11 mm) = 15.989
Modul gigi (M) = 2
Sudut tirus ( ) = 45α 0
Jumlah gii (Z) = 18 5.
V. KESULITAN YANG DIHADAPI
Dalam praktikum kali ini
tentang roda gigi payung. Dalam praktikum inipun saya mendapati beberapa
kesulitan . kesulitan itu yaitu pada saat pembentukan blanknya yaitu pada saat
pembubutan cekungan yang ada pada pangkal gigi payungnya. Pembubutan yang dilakukan
juga terjadi penyayatan dua kali(double ). Hal ini lebih disebabkan pada
pengasahan pahat yang kurang runcing kedepan. Kurang runcingnya pahat inipun
menyebabkan permukaan yang terbentuk kuarng halus pula. Kesulitan yang kedua
saya mendapati pada saat pembentukan madrel untuk pencekaman blanknya nanti.
Inipun harus diperhitungkan dengan benar antara diameter lubang yang telah
dibentuk dengan diameter madril yang akan dibuat.
VI. CARA MENGATASI
Setelah saya mengamati
kesulitan yang saya hadapi diatas saya mempunyai beberapa solusi yang bias
mengatasi kesulitan itu yaitu pada proses pengasahan pahat untuk pembentukan
cekungan blank gigi payung harus benar-benar runcing. Keruncingan inipun harus
diperhitungkan dengan benar. Sebagai titik acuannya yaitu pada kedalaman dari
cekungan. Sehingga panjang keruncingannya dibuat berdasarkan ukuran itu. Solusi
yang kedua yaitu tentang pembentukan madril harus benar-benar pula
diperhitungkan dengan diameter pengefraisannya. Sehingga sinkronisasi diameter
ini akan bersesuaian langsung dengan pengepresan yang tidak terlalu menekan
tetapi kuat.
VII. SARAN
1.
Buatlah madril bersesuaian sekecil mungkin, sehingga penekanan yang ditimbulkan
tidak terlalu menekan tetapi kuat kuat untuk memegang roda gigi.
2. Gunakanlah alat yang ada
sesuai dengan fungsinya.
3. Ikutilah semua standar K3
yang ada.
4. Berdoalah sebelum
praktikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar